Di tengah gempuran gawai dan hiburan digital yang serba instan, membuat anak jatuh cinta pada buku bisa terasa seperti sebuah pertempuran yang berat. Banyak orang tua mengeluh, “Anak saya lebih suka nonton video daripada membaca.” Padahal, kita semua tahu bahwa membaca adalah fondasi dari semua pembelajaran. Kemampuan ini tidak hanya memperkaya kosakata, tetapi juga mengasah imajinasi, membangun empati, dan melatih kemampuan berpikir kritis. Membangun kecintaan pada buku sejak dini adalah salah satu hadiah terbaik yang bisa diberikan orang tua.
Namun, memaksa anak membaca saat ia belum siap atau tidak tertarik justru bisa menjadi bumerang. Kuncinya bukanlah paksaan, melainkan kreativitas. Berikut adalah 10 cara kreatif yang bisa Anda coba untuk mengubah hubungan anak dengan buku, dari yang awalnya terasa seperti beban menjadi sebuah hobi yang menyenangkan.
1. Ciptakan ‘Pojok Baca’ yang Magis
Anak-anak sangat responsif terhadap lingkungan. Alih-alih hanya menaruh buku di rak yang tinggi dan kaku, ciptakan sebuah sudut khusus di rumah yang didedikasikan untuk membaca. Tidak perlu mewah. Cukup dengan sebuah karpet empuk, beberapa bantal nyaman, dan sebuah rak buku rendah yang mudah dijangkau anak. Tambahkan pencahayaan yang hangat dan beberapa boneka kesayangannya. ‘Pojok baca’ yang nyaman ini mengirimkan pesan bahwa membaca adalah aktivitas yang spesial, santai, dan menyenangkan.
2. Jadilah Teladan, Bukan Hanya Penyuruh
Anak-anak lebih banyak belajar dari apa yang mereka lihat, bukan dari apa yang mereka dengar. Anda bisa menyuruh anak membaca seratus kali, tetapi akan jauh lebih efektif jika mereka melihat Anda sendiri menikmati buku. Luangkan waktu di mana seluruh keluarga tenang dan masing-masing membaca bukunya sendiri, bahkan jika hanya 15 menit. Saat anak melihat orang tuanya tenggelam dalam keseruan membaca, ia akan mengasosiasikan buku dengan kegiatan orang dewasa yang keren dan menyenangkan.
3. Biarkan Anak Memilih Bukunya Sendiri
Salah satu cara tercepat untuk mematikan minat anak adalah dengan memaksakan buku pilihan kita. Berikan mereka otonomi. Ajak anak ke toko buku atau perpustakaan dan biarkan ia menjelajah. Mungkin ia akan memilih buku tentang dinosaurus, putri duyung, atau bahkan buku komik sederhana. Tidak masalah. Apapun pilihannya, hargai itu. Rasa memiliki terhadap buku yang ia pilih sendiri akan meningkatkan motivasinya untuk membacanya.
4. Baca dengan Ekspresi! Hidupkan Ceritanya
Saat membacakan buku untuk anak, jangan hanya membaca teksnya. Jadilah seorang aktor! Gunakan suara yang berbeda untuk setiap karakter. Ubah intonasi Anda saat adegan sedih, seru, atau lucu. Gunakan ekspresi wajah dan gerakan tangan. Aktivitas membaca yang dramatis ini mengubah pengalaman pasif menjadi sebuah pertunjukan yang memikat. Anak akan selalu menanti-nanti sesi dongeng yang seru setiap harinya.
5. Hubungkan Buku dengan Dunia Nyata
Buatlah jembatan antara cerita di dalam buku dengan kehidupan nyata anak. Setelah membaca buku tentang hewan-hewan di peternakan, rencanakan kunjungan ke peternakan wisata di akhir pekan. Setelah membaca buku tentang membuat kue, ajak anak untuk benar-benar membuat kue bersama di dapur. Pengalaman nyata ini membuat cerita menjadi lebih hidup, relevan, dan tak terlupakan.
6. Gunakan Buku sebagai ‘Tiket’ Petualangan
Jadikan buku sebagai pusat dari sebuah tema permainan. Misalnya, setelah membaca buku tentang bajak laut, Anda bisa membuat peta harta karun sederhana di rumah dan bermain mencari “harta karun” (misalnya, biskuit kesukaannya). Buku adalah kunci ajaib yang membuka ribuan pintu imajinasi, membawa anak ke negeri dongeng, dasar lautan, hingga angkasa luar, semua dari kenyamanan pangkuan Anda. Dengan mengubah buku menjadi tiket petualangan, Anda menanamkan memori yang sangat positif.
7. Jangan Terpaku pada Buku Cerita Saja
Perluas definisi “membaca”. Jika anak belum tertarik pada buku cerita naratif, coba tawarkan format lain. Buku komik anak-anak, majalah sains anak, buku non-fiksi dengan gambar-gambar memukau tentang hiu atau planet, atau bahkan buku resep bergambar. Tujuannya adalah membuat anak nyaman dengan teks dan gambar, apapun formatnya.
8. Manfaatkan Teknologi Secara Bijak
Teknologi tidak selalu menjadi musuh. Audiobook atau buku cerita yang didongengkan bisa menjadi pengantar yang bagus, terutama saat di mobil. Ada juga aplikasi buku interaktif berkualitas yang bisa menjadi jembatan bagi anak yang sangat tertarik pada gawai. Kuncinya adalah memilih konten yang berkualitas dan tetap mendampingi anak saat menggunakannya.
9. Buat ‘Ritual’ Membaca yang Spesial
Jadikan waktu membaca sebagai ritual yang dinanti-nanti. Misalnya, “ritual membaca sebelum tidur” dengan lampu temaram, atau “ritual membaca sore hari” sambil menikmati susu hangat dan biskuit. Rutinitas yang konsisten dan menyenangkan ini akan membangun kebiasaan positif yang akan ia bawa hingga dewasa.
10. Turunkan Ekspektasi dan Hilangkan Tekanan
Ini adalah kunci yang paling penting. Jangan pernah memaksa anak untuk menyelesaikan buku atau memarahinya jika ia belum lancar membaca. Tekanan akan menciptakan asosiasi negatif terhadap buku. Biarkan proses berjalan alami. Jika hari ini ia hanya mau melihat gambar-gambarnya saja, tidak apa-apa. Jika ia hanya mau membaca dua halaman, itu sudah sebuah kemajuan. Fokuslah pada kegembiraan dan koneksi yang terjalin antara Anda dan anak selama waktu membaca.
Bagaimana Preschool yang Baik Mendukung Misi Ini?
Peran orang tua sangat vital, tetapi lingkungan sekolah memegang peranan yang tak kalah penting. Preschool yang berkualitas akan menjadi mitra Anda dalam menumbuhkan kecintaan pada literasi. Saat memilih sekolah, perhatikan:
- Perpustakaan atau Pojok Baca: Apakah sekolah memiliki koleksi buku yang kaya, beragam, dan mudah diakses oleh anak?
- Integrasi Literasi dalam Kurikulum: Apakah kegiatan bercerita, membaca buku bersama (read aloud), dan drama menjadi bagian dari rutinitas harian?
- Guru yang Antusias: Guru yang menunjukkan kecintaan pada buku akan menularkan semangat tersebut kepada murid-muridnya.
- Pendekatan Tanpa Tekanan: Sekolah yang baik fokus pada menumbuhkan minat baca terlebih dahulu, sebelum menuntut kemampuan membaca yang teknis.
Penelitian yang dipublikasikan oleh institusi seperti The Melbourne Institute of Applied Economic and Social Research menemukan bahwa membaca buku untuk anak usia 4-5 tahun setiap hari memiliki dampak signifikan pada perkembangan kognitif mereka di kemudian hari. Ini membuktikan bahwa investasi waktu Anda dalam membaca bersama adalah salah satu hal terbaik yang bisa Anda lakukan.
Pada akhirnya, mengubah anak dari “pembenci” menjadi “penghobi” buku adalah sebuah maraton, bukan lari cepat. Ini membutuhkan kesabaran, kreativitas, dan yang terpenting, kegembiraan.
Di Global Sevilla, kami percaya bahwa kecintaan pada literasi adalah fondasi untuk menjadi pembelajar seumur hidup. Program early years kami dirancang untuk memperkenalkan dunia buku melalui cara-cara yang paling menyenangkan dan menarik bagi anak. Hubungi kami untuk mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana kami bisa menjadi mitra Anda dalam membuka gerbang imajinasi untuk buah hati Anda, sebagai pilihan preschool jakarta barat yang berkomitmen pada literasi dini.