Spesialis mata Soefiandi Soedarman mengatakan bercak-bercak hitam di penglihatan secara mendadak dapat menjadi gejala awal masalah retina atau ablasio retina, yang mengharuskan penderita memeriksakan diri ke dokter.
Direktur Medis Klinik JEC dan tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) itu mengatakan gejala ini muncul akibat robekan pada retina atau fase awal ablasio retina.
“Ablasio retina merupakan penyakit ketika pada lapisan retina (lapisan tipis di belakang bola mata) terjadi suatu robekan atau lubang yang menyebabkan lapisan tipis ini akhirnya terangkat sehingga mengalami kekurangan oksigen atau nutrisi,” katanya.
Soefiandi menuturkan ablasio retina berpotensi menyebabkan gangguan penglihatan atau kehilangan penglihatan secara mendadak atau perlahan sehingga harus dilakukan tindakan operasi segera.
“Di kamar operasi retina JEC Menteng, kami kerap menemukan sampai 400 pasien per tahun yang membutuhkan penanganan operasi darurat ablasio retina,” tuturnya.
Gejala awal penyakit ini selain munculnya bercak hitam juga adanya sensasi seperti terkena kilatan cahaya layaknya dipotret menggunakan lampu kilat.
“Terjadi saat sadar, bukannya tertidur atau merem,” tutur Soefiandi.
Berbicara penyebab, ablasio retina bisa muncul karena trauma atau benturan pada mata atau tidak diketahui penyebabnya.
Sementara terkait faktor risiko, riwayat minus tinggi menjadi salah satunya.
Soefiandi mengatakan orang dengan minus tinggi memiliki bola mata lebih panjang dari ukuran normal.
Hal inilah yang menjadi salah satu faktor risiko timbulnya ablasio retina.
Faktor lain yakni usia.
Semakin bertambah umur, ada faktor degenerasi dari dalam mata yang dapat meningkatkan risiko terjadinya ablasio retina.
“Ketiga, faktor sistemik seperti diabetes walau kaitannya tidak langsung.
Jika terjadi kondisi kelainan di retina, bukan tidak mungkin terjadinya penyakit ini,” kata Soefiandi.