Perempuan yang memiliki endometriosis atau kista tak perlu khawatir tidak akan memiliki momongan.
Terdapat momen terbaik bertemunya sperma dan sel telur hingga pembuahan di rahim setelah kista dibersihkan.
Momen ini hanya berlangsung satu tahun.
Menurut dokter spesialis obstetri ginekologi dan konsultan fertilisasi in vitro di laboratorium IVF Morula, Rumah Sakit Bunda Margonda, Reni Junita, terdapat tata laksana yang harus dilalui pasien endometriosis agar lekas mendapat momongan.
“Pertama memang harus dilakukan screening infertilitas, misalnya ultra sonografi trans vaginal untuk melihat jaringan endometriosis itu menempel dan tumbuh,” kata Dokter Reni Junita dalam Live Instagramnya @Rni_Junita, beberapa waktu lalu.
Sebagai bentuk radang inflamasi, jaringan endometriosis dapat tumbuh di ovarium, tuba falopi, hingga rahim.
Lantaran itu, bila keberadaan endometriosis sudah terdeteksi, harus segera dibersihkan melalui operasi laparopskopi.
“Kendati sudah dibersihkan, tidak berarti endometriosis tidak tumbuh kembali, bagi perempuan yang memiliki sensitif hormon, endometriosis bisa menempel dan tumbuh kembali di organ tertentu,” kata Reni.
Sementara itu, bagi pasien endometriosis yang ingin hamil, proses berikutnya yang harus dilalui adalah menjalani suntik hormon selama 3 bulan.
Bila kondisi yang tercipta ideal, seperti obarium, tuba falopi dan rahim yang bersih, ditambah dengan dukungan hormon yang baik, peluang hamil secara alami dapat tercipta.
“Makanya golden time setelah laparopskopi yang ingin hamil adalah satu tahun, bila proses alami belum berhasil, bisa dikejar dengan inseminasi, bila belum berhasil juga bisa ikut program bayi tabung,” kata Reni.
Waktu satu tahun disebut sebagai masa emas untuk kehamilan lantaran jaringan endometrioasis berpeluang tumbuh kembali satu tahun kemudian setelah dibersihkan.
Kehamilan, menurut Reni merupakan salah satu cara mengendalikan hormon secara alami di tubuh perempuan yang dapat mencegah kemunculan endometriosis.
Endometriosis atau kista merupakan jaringan yang tumbuh tak sewajarnya di luar dinding rahim.
Keberadaan kista dapat menyebabkan gangguan kesuburan lantaran dapat menginvasi jumlah sel telur dalam ovarium, menutup jalan sel telur keluar dari tuba falopi, hingga mengganggu proses pembuahan sel telur oleh sperma di rahim.
Keberadaan kista dapat dikenali melalui rasa sakit yang berlebihan di masa masa haid.
Reni mencontohkan, rasa sakit yang sampai mengganggu aktivitas sehari – hari.
“Kalau ada siswi atau karyawati yang sampai harus pulang ketika jam sekolah atau jam kerja gegara haid, sudah harus mulai memeriksakan diri, karena bisa saja kemungkinannya ada endometriosis,” kata Reni.